Rabu, 28 April 2010

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DI LAPANGAN

A. PENDAHULUAN
Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya. Alat pengambil datanya cukup reliable dan valid, datanya juga reliable dan valid. Namun, masih ada salah satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan, yaiu kualifikasi si pengambil data.Sebelum alat ditetapkan untuk digunakan, telebih dahulu harus mempertimbangkan apakah alat itu sesuai dengan pengumpulan data yang diperlukan.
Tidak semua jenis alat penelitian semuanya dapat menggali seluruh data yang diperlukan. Oleh karena itu, perlu pertimbangan untuk memodifikasi alat tersebut, sehingga data yang diperlukan dapat terhimpun.
Di dalam penelitian kualitatif peneliti sekaligus berperan selakuinstrumen penelitian. Dalam penelitian peneliti benar-benar diharapkan mampu berinteraksi dengan objek. Penelitian kuantitatif lebih difokuskan untuk menguji teori-teori yang telah ada dengan menggunakan data statistik.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Teknik Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman da pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi yang mereka dapat pada saat melakukan pengamatan. Pada penelitian ini observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan langsung dan dokumentasi yang mengacu pada instrumen pengamatan. Observasi di wilayah ini dilakukan untuk memperoleh data yang tidak dapat diperoleh melalui kuesioner atau pun wawancara.
Proses menulis catatan yang peneliti lakukan mencakup langkah-langkah, yaitu:
1. Catatan awal yang dilakukan peneliti pada waktu melakukan pengamatan, wawancara informan yang berisi kata-kata kunci.
2. Perluasan catatan yang dilakukan oleh peneliti segera sesudah kembali dari pengamatan, wawancara informan dengan menyempurnakan kalimat dari kata-kata kunci dan menambah catatan reflektif.
3. Penambahan catatan yang dilakukan oleh peneliti karena memungkinkan dalam temuan-temuan berikut ada hal-hal yang mungkin memperjelas atau memberikan atau membetulkan catatan sbelumnya.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui keadaan seseorang dan mencari informasi mengenai suatu permasalahan. Tipe wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan wawancara bebas tetapi juga mengingat data apa saja yang akan dikumpulkan. Dalam melaksanakan wawancara, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar dari hal-hal yang akan ditanyakan.
Langkah-langkah wawancara :
1. Menetapkan kepada siapa wawancara dilakukan
2. Menetapkan pokok masalah yang menjadi bahan pembicaraan.
3. Mengawali atau membuka alur wawancara.
4. Melangsungkan wawancara.
5. Menulis hasil wawancara.
6. Mengidenifikasi hasil wawancara.
Setelah melakukan wawancara, informasi yang diperoleh diolah dan dikonfirmasikan dengan pihak yang lebih mengetahui dan menguasai aspek-aspek yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk memperoleh masukan mengenai keshahihan data tersebut.
3. Dokumen
Dokumentasi yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini meliputi peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang dieluarkan pihak kanwil, kepala ekolah, data hasil prestasi yang telah dicapai siswa, serta data yang dianggap mendukung penelitian. Menurut Saipul Annur yang di kutip dari Lincoln dan Guba dalam Faisal (1990) menyatakan bahwa sumber informasi berupa dokumen dan rekaman sesungguhnya cukup bermanfaat dan sumber-sumber tersebut memiliki keuntungan, yakni:
1. Telah tersedia dan mudah memperolehnya.
2. Bersifat stabil dan akurat sebagai cerminan keadaan yang sebenarnya
3. Dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan
4. Angket
Menurut Saipul Annur yang mengutip dari Nasution (2002) menyatakan bahwa angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui. Angket digunakan untuk mendapat keterangan dari sampel atau sumber yag beraneka ragam, digunakan untuk mendapat keterangan tentang sekolah (jumlah guru, pegawai, ruang kelas, julah murid dan sebagainya) dn tentang sikap mengenai masalah sosial, ekonomi, politik, moral dan sebagainya.
Jenis-jenis angket
a. Angket Tertutup
Angket ini tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyatan dengan sejumlah jawaban tetentu sebagai pilihan. Responden mengecek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya. Misalnya : Setujukah anda penggunaan kekerasan dalam pengajaran ? (ya atau tidak).
Kelemahan angket tertutup :
1. Responden tidak berkesempatan memberi jawaban yang tidak tercantum dalam angket itu, sehingga ia terpaksa mengecek atau memilih jawaban yang tidak sepenuhnya sesuai dengan pendapatnya.
2. Ada kemungkinan responden asal-asal saja dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Kecerobohan dalam menjawab antara lain disebabkan keengganan untuk mengeluarkan waktu yang banyak untuk.
Keuntungan angket tertutup :
1. Hasilnya mudah diolah, di beri kode dan diskor, bahkan dapat diolah dengan komputer.
2. Responden tidak perlu menulis dan mengekpresikan buah pikirannya dalam bentuk tulisan.
3. Mengisi angket relatif tidak banyak memerlukan waktu dibandingkan dengan angket terbuka.
b. Angket Terbuka
Angket terbuka memberikan ksempaan penuh kepada responden untuk menjawabnya. Misalnya : Hukuman apa yang paling sering anda berian ? .............
Kelemahan angket terbuka :
1. Kesulitan dalam mengelolanya karena jawaban sukar diberi ode atau diklasifikasikan
2. Memerlukan waktu yang banyak untuk mengisinya.
3. Nilai jawaban mungkin berbeda karena perbedaan dalam kemampuan yang dimiliki.
Kelebihan angket terbuka
1. Berguna dalam mengenal sampel
2. Item yang terbuka memberikan kesempatan untuk memberikan jawaban secara bebas dengan kemungkinan terungkapnya hal-hal yang sebelumnya belum diketahui peneliti.
Petunjuk dalam penyusunan penelitian
Memiliki gambaran yang jelas tentang masalah, tujuan serta sasarannya dan sifat data yang diperlukan. Jika tujuannya deskriptif, peneliti harus mempunyai gambaran yang tajam dan komprehensif. Jika bertujuan menjelaskan atau menguji teori, maka pertanyaan harus relevan dengan tujuan penelitian. Menyediakan sitsem pengolahan.
5. Teknik pengukuran
Alat pengumpulan data yang bersifat kuantitatif adalah teknik pengukuran. Alatnya adalah tes, yakni seperangkat ragsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.
Jenis-jenis tes :
1. Tes lisan
2. Tes tertulis, terdiri atas dua yaitu esai (uraian) dan objektif (pilihan berganda)
Dilihat dari tingkatan tes diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tes baku, tes yang dipublikasikan dan telah dipersiapkan oleh para ahli secara cermat sehingga norma-norma perbandingan validitas, reabilitas dan petunjuk pemberin skor telah diuji dan dipersiapkan.
2. Tes buatan, harus memperhatikan :
a. Harus valid (benar)
b. Harus reabilitas, mampu memberikan hasil yang elatif tetap apabila dilakukan secara berulang pada kelompo individu sama.
c. Harus objektif, dalam memberikan nilai kuantitatif terhadap jawaban, unsur subjektifitas penilaian tidak mempebgaruhi.
d. Harus efisien, mudah cara membuatnya da mudah pula penilaiannya
C. PENGGUNAAN PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF.
Teknik pengumpulan data kualitatif
Penelitian ini umumnya lebih melihat proses dari pada obyek penelitiannya. Data dalam penelitian ini adalah data verbal, data verbal ersebut perlu diolah agar perlu menjadi ringkas dan sitematis. Tenik pengumpulan data kualitatif lebih menekankan pada data observasi, wawancara dan dokumentasi. Menurut Saipul Annur, mengemukakan langkah penelitian meliputi:
1. Menentukan situasi sosial.
2. Menetapkan fokus penelitian .
3. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan.
4. Melakuan observasi berulang-ulang.
5. Melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait.
6. Triangulasi hasil dengan pihak-pihak terkait.
7. Melakukan analisis data.
8. Menulis laporan hasil penelitian.
Contoh :
Metode yang digunakkan adalah metode kualitatif deskriptif, yang ingin mengungkapakan strategi managemen yang dilakukan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya manusia dan non-manusia pada SD Az-Zahrah sehingga dapat menjadi SD favorit dan diminati oleh masyarakat. Menurut Sudjana (1989) ada beberapa alasan pentingnya penelitan kualitatif dalam pendidikan yaitu:
1. Pendidikan sebagai proses sosialisasi pada hakikatnya adalah interaksi manusia dengan lingkungan yang embentunya melalui proses belajar.
2. Pendidikan senantiasa melibatkan komponen manusia yakni tenaga kependidikan dan siswa dengan komponen kurikulum, sistem pendidikan, lingkungan pendidikan, ruang dan waktu serta sarana dan prasarana pendidikan.
3. Pendidikan sebagai suatu kepada sistem tidak hanya berorientasi kepada hasil tetapi juga berorientasi kepada proses agar memperoleh hasil yang optimal.
Penelitian ini menekankan pada strategi managemen SD Az-Zahrah, sehingga ocok menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen (1982:28) ” Qualitative research are concerned with process rather than simply with outcomes or products”. Maksudnya penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses ketimbang hasil atau mutu semata. Penelitian deskripsi dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan social, dan penelitian deskriptif tidak menggunakan dan melakukan pengujian hipotesis.
Teknik pengumpulan data kuantitatif
Teknik pengumpulan data kuantitatif berdasarkan data statisik dengan cara menguji teori yang telah ada. Sedangkan teknik pengumpulan datanya disamping observasi, wawancara, dokumentasi ditambah dengan angket dan teknik pengukuran yang menggunakan tes.
Contoh :
Penelitian ini mulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang dianggap sebagai akibat dari faktor-faktor yang terjadi sebelumnya , kemudian mencoba menyelidiki ke belakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab yang sudh beroperasi di masa lalu data yang diambil:
1. Pemanfaatan sumber belajar perpustakaan oleh siswa. Datanya berupa:
a. Jumlah pemanfaatan sumber belajar perpustakaan siswa
b. Frekuensi penggunaan sumber belajar perpustakaan.
c. Waktu atau lama penggunaan
2. Minat baca. Dataya meliputi :
a. Perlu memilih egiatan
b. Ungkapan tentang hal-hal yang diminati
c. Respon individu terhadap hal yang mendorong minat.
d. Sasaran yang akan dicapai minat.
e. Teknik dalam penyampaian hal-hal yang diminati.
Data ini juga menggunakan kuesioner atau angket yang diberikan kepada siswa.

3. Prestasi belajar Datanya adalah data dokumentasi berupa nilai raport. Nilai rapot distandarisasikan, sebab hasil belajar diukur dengan alat ukur yang berbeda dengan menggunakan rumus T score = 50 +10 score.

Senin, 19 April 2010

INDAH

Allah ........
Saat terindah dalam gelapku
Saat nyaman dalam hatiku
Saat sepi dari semua rutinitasku
Sujudku adalah bukti penghambaanku padaMU
Semua hilang bak quantum cahaya
Sirna sekejap semuanya

Indah .......
Saat yang tak dimiliki oleh hatiku
Semua menjauh dari duniaku
Sekejap dalam cinta
Sejuta asa dalam keteduhan
Semangat mencintaiMU
Secerca cahaya pengabdian
Sinar yang tiada pernah pudar

HADITS DHA'IF

A.PENDAHULUAN
Sebagaian orang merasa dibinggungkan dengan melihat jumlah pembagian hadits yang banyak dan beragam. Tetapi kebingungan itu kemudian menjadi hilang setelah melihat pembagian hadits yang ternyata dilihat dari berbagai tinjauan dan berbagai segi pandangan, bukan hanya dari satu segi pandang saja. Misalnya dari segi jumlah perawi, dari segi kualitas dan matan, dilihat dari sifat sanad dan cara penyampaian periwayatan, dari segi sumber berita, segi ketersambungan sanad, dari segi keterputusan sanad serta dilihat dari kecacatan para perawi. Di dalam resume ini hanya akan di bahas hadits yang di tinjau dari segi kualitas sanad dan matan secara spesifik lagi hanya hadits dhaif saja yang akan di bahas.

B.PENGERTIAN HADITS DHAI’F
Hadits dha’if menurut bahasa Ad-dhai’f yang berarti lemah. Secara bahasa hadits dhaif berarti hadits yang lemah,yakni para ulama memiliki dugaan yang lemah tentang benarnya hadits itu berasal dari Rasulullah.
Secara istilah, para ulama memberikan batasan bagi hadits dha’if:
Hadits dha’if adalah hadits yang tidak menghimpun sifat-sifat hadits shahih,dan juga tidak menghimpun sifat-sifat hadits hasan.

C.KRITERIA HADITS DHA’IF
Kriteria hadits dha’if yaitu hadits yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadits sahih dan hasan.Dengan demikian,hadits dhaif itu bukan saja tidak memenuhi syarat-syarat hadits shahih,juga tidak memenuhi hadits hasan.Pada hadits dha’if terdapat hal-hal yang menyebabkan lebih besarnya dugaan untuk menetapkan hadits tersebut bukan berasal dari Rasulullah.
Kehati-hatian para ahli hadits dalam menerima hadits sehingga mereka menjadikan tidak adanya petunjuk keaslian hadits itu sebagai alas an yang cukup untuk menolak dan menghukuminya sebagai hadits dhai’f .Rendahnya daya hapal rawinya atau kesalahan yang dilakukan dalam meriwayatkan suatu hadits, padahal sebetulnya ia jujur dan dapat dipercaya.Hal ini tidak memastikan bahwa rawi itu salah pula dalam meriwayatkan hadits yang dimaksud, bahkan mengkin sekali benar. Akan tetapi, karena adanya kekhawatiran yang cukup kuat terhadap kemungkinan terjadinya kesalahan dalam periwayatan hadits yang dimaksud, maka mereka menetapkan untuk menolaknya.
Tidak bersambungnya sanad, dihukuki dhaif karena identitas rawi yang tidak tercantum itu tidak diketahui sehingga boleh jadi ia perawi yang tsiqat dan boleh jadi ia perawi yang dhaif, maka boleh jadi ia melakukan kesalahan dalam meriwayatkannya.Oleh karena itu, para muhaddisin menjadikan kemungkinan yang timbul dari suatu kemungkinan itu sebagai suatu pertimbangan dan menganggapnya sebagai penghalang dapat diterimanya suaru hadits. Hal ini merupakan puncak kehati-hatian yang sistemmatis, kritis dan ilmiah.

D.MACAM-MACAM HADITS DHAI’F

HADITS DHAIF KARENA GUGURNYA RAWI
1. Hadits Mursal
Hadits mursal menurut bahasa adalah hadits yang terlepas. Para ulama memberikan batasan hadits mursal adalah hayang gugur rawinya di akhis sanad. Yang dimaksud dengan rawi diakhir sanad adalah rawi pada tingkatan sahabat. Jadi, hadits mursal adalah hadits yang dalam sanadnya tidak menyebutkan sahabat nabi, sebagai rawi yang seharusnya menerima langsung dari Rasulullah.
Contoh hadits mursal :
Artinya :
“Rasulullah SAW bersabda : “Antara kita dengan kaum munafik (ada batas), yaitu menghadiri jamaah isya dan subuh: mereka tidak sanggup menghadirinya” (H.R. Malik)
Hadits tersebut diriwayatkan Imam Malik, dari Abdurrahman, dari Harmalah dan dari Said bin Mutsayyab. Siapa sahabat nabi yang meriwayatkan hadits itu kepada Said bin Mutsayyab, tidaklah disebutkan.
Macam-macam hadits mursal :
a. Mursal tabi’in, hadits yang diriwayatkan oleh tabi’in dari nabi baik dari perkataan, perbuatan, atau persetujuan, baik tabi’in senior atau yunior tanpa menyebutkan penghubung antara seorang tabi’in dan nabi yaitu seorang sahabat.
b. Mursal shahabi, yaitu periwayatan di antara sahabat yunior dari nabi, padahal mereka tidak dan tidak mendengar langsung dari beliau.Hal ini terjadi karena mereka masih kecil pada saat itu, seperti Ibnu Abbas, Ibnu Zubair dan lain-lain atau masuk Islam belakangan seperti Abu Hurairah yang terbanyak meriwayatkan hadits dan dituduh oleh orientalis sebagai pembohong hadits atau karena absen di majlis nabi. Mereka hanya menukil dari sahabat senior, tetapi mereka mengatakan nabi SAW yang bersabda .... atau berbuat begini .... dan seterusnya.
Kebanyakan ulama memandang hadits mursal sebagai hadits dhai’f dan tidak diterima sebagai hujjah, tetapi sabagian kecil ulama termasuk Abu Hanifah, Malik bin Annas dan Ahmad bin Hambal dapat menerima hadits mursal menjadi hujjah bila rawinnya adil.

2. Hadits Munqati
Menurut bahasa, hadist munqati berarti hadits yang terputus. Para ulama memberi batasan hadits munqati adalah hadits yang gugur satu atau dua rawi tanpa beriringan menjelang akhir sanadnya. Bila rawi diakhir sanadnya adalah sahabat nabi, maka rawi menjelang akhir sanad adalah tabiin. Jadi, hadits munqati bukanlah rawi di tingkat sahabat yang gugur, tetapi minimal gugur seorang tabiin.

Contoh hadits munqati :
Artinya :
“Rasulullah SAW, bila masuk ke dalam masjid, membaca : dengan nama Allah dan sejahtera atas Rasulullah; Yaa Allah, ampunilah segala dosaku dan bukakanlah bagiku segala pintu Rahmatmu.” (H.R. Ibnu Majah)



3. Hadits Mudal
Menurut bahasa, hadits mudal berarti hadits yang sulit difahami. Para ulama memberi batasan hadits mudal adalah hadits yang gugur dua orang rawinya atau lebih secara beriringan dalam sanadnya.

Contoh hadits mudal :
Artinya :
“Budak itu harus diberi makanan dan pakaian secara baik.” (H.R.Malik)
Imam Malik dalam kitabnya itu, tidak menyebut dua orang rawi yang beriringan antara dia dengan Abu Hurairah. Dua orang rawi yang gugur itu diketahui melalui riwayat Imam Malik di luar kitab Al-Muwatta’ Malik meriwayatkan hadits yang sama, yaitu “ Dari Muhammad bin Ajlan, dari ayahnya, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah.” Dua rawi yang gugur secara beriringan adalah Muhammad bin Ajlan dan ayahnya.

4. Hadits Muallaq
Hadits muallaq menurut bahasa, berarti hadits yang tergantung. Dari segi istilah, hadits muallaq adalah hadits yang gugur satu rawi atau lebih di awal sanad. Juga termasuk hadits mualla, bila semua rawinya digugurkan (tidak disebutkan).

Contoh hadits muallaq :
Bukhari berkata, kata Malik, dari Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda :
Artinya :
“ Janganlah kamu melebihkan sebagian nabi dan sebagian yang lain ”. (H.R.Bukhari)

5. Hadits Mudallas
Kata mudallas adalah bentuk isim maf’ul dari kata dallas, yudallasu, tadliisaa, fahuwa mudallasun, wa mudallas. Dalam bahasa Arab, kata taddlis diartikan menyimpan atau menyembunyikan cacat barang dagangan dari pembelinya. Sedang dalam istilah, hadits mudallas adalah menyembunyikan cacat dalam isnad dan menampakkan cara (periwayatan) yang baik. Maksud menampakkan cara periwayatan yang baik adalah menggunakkan ungkapan periwayatan yang tidak tegas bahwa ia mendengar dari penyampai berita.

Pembagian hadits mudallas
Hadits mudallas di bagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
a. Tadlis Al-Isnad adalah seorang perawi meriwayatkan suatu hadits yang ia tidak mendengarnya dari seseorang yang pernah ia temui dengan cara yang menimbulkan dugaan bahwa ia mendengarnya.
Tadlis Al-Isnad di bagi menjadi dua lagi, yaitu :
a) Tadlis At-Taswiyah, yaitu seorang perawi meriwayatkan hadits dari seorang syaikh kemudian digugurkan seorang dhaif antara dua syaikh yang tsiqah(dapat di percaya karena memiliki dua sifat adil dan dhabit) dan bertemuan antara keduanya.
b) Tadlis Al-Athif, yaitu seorang perawi meriwayatkan suatu hadits dari dua orang syaikh, tetapi ia sebenarnya mendengar dari salah satunya saja dengan menggunakkan ungkapan kata yang tegas mendengar pada syaikh pertama dan tidak tegas pada syaikh kedua.
b. Tadlis Asy-Syuyukh, yaitu seorang perawi meriwayatkan dari seorang syaikh sebuah hadits yang ia dengar darinya kemudian ia beri nama lain atau nama panggilan (kuniyah) atau nama bangsa dan atau nama sifat yang tidak dikenal supaya tidak dikenal.

DHAIF SEBAB CACAT KEADILAN
1. Hadits Matruk.
Hadits matruk bagian dari segi bahasa berarti tertinggal. Orang Arab menyebutkan kulit telur setelah mengeluarkan anak ayam disebut tarikah yang artinya tidak ada faedahnya. Dalam istilah hadits, hadits matruk adalah hadits yang salah satu periwayatnya seorang tertuduh dusta.
Sebab-sebab tertuduhnya dusta seorang perawi :
1) Periwayatan hadits yang menyendiri atau hanya dia sendiri yang meriwayatkannya. Hal ini dikarenakan tidak ada seorang pun yang meriwayatkannya selain dia.
2) Seorang perawi dikenal sebagai pembohong dan pendusta pada selain hadits tertentu.
3) Menyalahi kaidah-kaidah yang maklum seperti kewajiban beragama, kewajiban shalat, zakat, puasa, haji, dan lain-lain.

2. Hadits Majhul
Kata majmul artinya tidak diketahui. Menurut istilah adalah seorang perawi yang tidak dikenal jati diri dan identitasnya. Hadits mujmal adalah hadits yang di dalam sanadnya terdapat seorang perawi yang tidak dikenal jati dirinya atau dikenal orangnya tetapi tidak dikanal identitas atau tidak dikenal sifat-sifat keadilan dan ke-dhabith-annya.
Sebab-sebab tidak dikenal jati diri atau identitas itu (jahalah), ada beberapa factor penyebab, di antaranya :
1) Mempunyai banyak nama atau sifat, baik nama asli, nama panggilan, gelar, sifat profesi atau suku dan bangsa.
2) Sedikit periwayatan hadits,.
3) Nama perawi diringkas menjadi nama kecil atau karena tujuan lain.
Macam-macam hadits majhul
Hadits majhul dapat di bagi menjadi tiga macam yaitu sebagai berikut :
1) Majhul Al-Ayan, yaitu seorang perawi disebutkan dalam sanad tetapi tidak ada yang mengambil periwayatannya selain satu orang perawi. Hukum periwaytannya menurut mayoritas muhadditsin ditolak sehingga ada yang mentsiqohkannya, baik melalui orang lain tsiqoh yang meriwayatkan adits tersebut atau ada orang tsiqoh ahli ilmu al-jahr wa ta’dil yang meriwayatkan darinya.
2) Majhul Al-Hal di sebut juga mastur adalah periwayatan seseorang diambil dari dua orang atau lebih, tetapi tidak ada yang tsiqoh. Atau diartikan : yidak ada yang menukil tentang jahr(cacat) dan ta’dilnya(menilai adil).Dengan demikian hadits ini tertolak (mardud) menurut pendapat yang shahih yaitu mayoritas ulama hadits.

3. Hadits Mubham
Arti mubham adalah samara tidak jelas. Jadi perawinya atau orang ketiga yang menjadi objek pembicaraan tidak dijelaskan siapa nama dan dari mana dia. Menurut istilah,adalah seorang perawi yang tidak disebutkan namanya baik dalam sanad atau dalam matan. Hukum mubham dalam sanad, jika terjadi pada seorang sahabat tidak apa-apa, karena semua sahabat adil dan jika terjadi pada selain sahabat jumhur ulama menolaknya sehingga diketahui identitasnya seperti majhul al-ayn. Sedang mubham dalam matan tidak mengapa dan tidak mengganngu keshahihan suatu hadits.

DHAI’F SEBAB CACAT KE-DHABIT-AN
1. Hadits Munkar
Kata munkar akar kata inkar yaitu menolak, tidak menerima. Cacat yang ada pada perawi itu membuat tertolak dan diingkarinya. Dalam istilah ada beberapa pendapat, diantaranya :
Hadits munkar adalah hadits yang pada sanadnya ada seorang perawi yang parah kesalahannya atau banyak kelupaan atau nampak kefasikannya.
Hadits munkar adalah hadits yang diriwayatkan oleh seorang dha’if menyalahi periwayatan yang tsiqah.
Jadi, di antara periwayatan hadits munkar ada yang sangat lemah daya ingatannya, sehingga periwayatannya menyendiri tidak sama dengan periwayatan orang tsiqah.
Contoh hadits munkar :
Diriwayatkan Ibnu Majah melalui Usamah bin Said Al-Madani dari Ibnu Syihab dari Abu Salamah bin Abdurrahman bin Auf dari ayahnya secara marfu’ :
“Seorang puasa Ramadhan dalam perjalanan seperti seorang berbuka dalam tempat tinggalnya.”

2. Hadits Mu’allal
Dalam segi bahasa mu’allal berasal dari kata ‚illah yang diartikan al-maradh yang artinya penyakit. Dalam istilah ‘illah adalah ungkapan beberapa sebab yang samar tersembunyi yang datang pada hal lahirnya selamat dari pandangan. Hadits mu’allal adalah hadits yang dilihat didalamnya terdapat ‘illah
3. Hadits Mudraj
Mudraj artinya memasukkan atau menghimpun atau menyisipkan. Jadi memasukkan sesuatu kepada sesuatu yang lain yang semula belum masuk atau belum menjadi bagian dari padanya. Dalam istilah mudraj dibagi dua macam yaitu mudraj pada sanad dan mudraj pada matan.
1) Mudraj pada sanad adalah hadits yang diubah konteks sanadnya. Mudraj sanad ini banyak sekali kemungkinan terjadi, misalnya :
• Sekelompok perawi dengan beberapa sanad berbeda, kemudian diriwayatkan oleh seorang perawi dengan menyatukan ke dalam satu sanad dari beberapa sanad tersebut tanpa menerangkan ragam dan perbedaan sanad.
• Seseorang meriwayatkan matan tetapi tidak sempurna, kesempurnaannya ditemukan melalui sanad yang lain. Kemudian ia meriwayatkannya dengan menggunakkan sanad pertama.
• Seseorang mempunyai dua matan yang berbeda dan dua sanad yang berbeda pula, kemudian ia meriwayatkan dengan salah satu sanadnya saja.
• Seorang perawi menyampaikan periwayatan, di tengah-tengah menyampaikan sanad terhalang oleh sesuatu gangguan, kemudian ia berbicara dari dirinya sendiri. Di antaranpendengarnyanada yang mengira pembicaraan tersebut adalah matan hadits, kemudian ia meriwayatkannya.
2) Mudraj pada matan adalah hadits yang dimasukkan ke dalam matannya sesuatu yang tidak bagian dari padanya tanpa ada pemisah. Maksudnya adalah tambahan atau sisipan dari seorang perawi untuk menjelaskan atau memberikan pengantar matan hadits tetapi tidak ada pemisah yang membedakan antara tambahan atau sisipan dan matan hadits tersebut.

4. Hadits Maqlub
Maqlub artinya mengubah, mengganti, berpindah atau membalik. Menurut istilah hadits maqlub adalah hadits yang terbalik (redaksinya) baik pada sanad atau pada matan. Jadi, hadits maqlub adalah hadits yang terbalik susunan kalimatnya tidak sasuai dengan susunan semestinya, terkadang mendahulukan yang seharusnya diakhirkan atau sebaliknya, atau mengganti kata lain dengan tujuan tertentu.
Contoh hadits maqlub :
Hadits maqlub pada matan sebagai mana riwayat Ibnu Umar r.a berkata : Maka ketika itu aku bersama nabi SAW, beliau duduk di atas bangku menghadap kiblat dan membelakangi Syam.
Hadits di atas di maqlubkan menjadi : Menghadap Syam dan membelakangi kiblat.

5. Hadits Mudhtharib
Mudhtharib artinya goncang dan bergetar, seperti goncangnya ombak di laut. Kegoncangan suatu hadits karena terjadi kontra antara satu hadits dengan hadits lain, berkualitas sama dan tidak dapat dipecahkan secara ilmiah. Menurut istilah hadits mudhtharib adalah hadits yang diriwayatkan pada beberapa segi yang berbeda, tetapi sama dalam kualitasnya. Jadi, hadits mudhtharib adalah hadits yang kontra antara satu dengan yang lain tidak dapat dikompromikan dan tidak dapat di-tarjih (tidak dapat dicari yang lebih unggul) dan sama kekuatan kualitasnya.
6. Hadits Mushahhaf dan Muharraf
Mushahhaf artinya salah bacaan tulisan. Kesalahan bacaan ini bisa jadi karena salah melihat atau salah mendengar. Dari segi istilah sebagian ulama mengartikannya : perubahan kalimat dalam hadits selain apa yang diriwayatkan oleh orang tsiqoh baik secara lafal atau makna. Muharraf artinya mengubah atau mengganti. Jadi, hadits Mushahhaf adalah hadits yang terdapat perbedaan di dalamnya dengan mengubah beebrapa titik sedangkan bentuk tulisannya tetap. Hadits muharraf adalah hadits yang terdapat perbedaan didalamnya dengan mengubah syakal/harakat sedang bentuk tulisannya tetap.

Contoh hadits Mushahhaf :
Barang siapa yang berpuasa Ramadhan dan diikutinya dengan enam hari dari bulan Syawal, maka ia sama dengan berpuasa satu tahun.

Contoh hadits muharraf :
Jabir berkata : Ubay dipanah pada peperangan Ahzab di urat lengannya, maka Rasulullah SAW mengobatinya dengan besi panas. (H.R. Daruqutni) hadits ini di tahrif Ghandar pada kata Ubay menjadi abi = ayahku. Maksud jabir menjelaskan yang terpanah atau mati syahid pada peperangan Ahzab adalah Ubay bin Ka’ab bukan bapaknyaa sendiri, bapaknya meninggal dunia pada perang Uhud sebelum Ahzab. Tahsif bisa terjadi karena pendengaran perawi yang kurang, penglihatannya kurang terang, meskipun banyak sebab. Namun, pada umumnya karena mengambil hadits dari isi kitab hadits tidak bertemu langsung dengan syaikhnya.

7. Hadits Syadzdz
Dari segi bahasa diartikan ganjil tidak sama dengan yang mayoritas. Secara istilah periwayatan orang tsiqoh menyalahi periwayatan orang yang lebih tsiqah. Jadi, hadits syadzdz adalah hadits yang ganjil, karena hanya dia sendiri yang meriwayatkannya atau periwayatnnya menyalahi periwayatan orang tsiqoh atau yang lebih tsiqoh dan yang terakhir ini pendapat yang sahih.
Contoh :
Diriwayatkan Abu Daud dan Tarmidzi melalui Abdul Wahid bin Zayyad dari Al-A’masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah secara marfu, Rasulullah bersabda :
Jika telah shalat dua rakaat fajar salah seorang di antara kamu hendaklah tiduran pada lambung kanan.

E. KESIMPULAN
Hadits dha’if menurut bahasa Ad-dhai’f yang berarti lemah. Secara bahasa hadits dhaif berarti hadits yang lemah,yakni para ulama memiliki dugaan yang lemah tentang benarnya hadits itu berasal dari Rasulullah.Secara istilah, para ulama memberikan batasan bagi hadits dha’if:
Hadits dha’if adalah hadits yang tidak menghimpun sifat-sifat hadits shahih,dan juga tidak menghimpun sifat-sifat hadits hasan. Kriteria hadits dha’if yaitu hadits yang kehilangan salah satu syaratnya sebagai hadits sahih dan hasan.Hadts dhaif karena gugurnya rawi yaitu hadits mursal, hadits mudhal, hadits muallaq, hadits mudallas, hadits dhaif karena cacat keadilan yaitu : matruk, majhul, mubham. Dhaif sebab cacat ke-dhabitan yaitu : munkar, muallal, mudraj, maqlub, mudhtharib, mushahhaf dan muharraf.

Jumat, 16 April 2010

menemukan saat-saat indah dalam hidup

Seperti halnya dalam penyampaian Al-Qur’an ada salah satu metode yang efektif digunakan yaitu metode kisah,pada kesempatan ini kisah yang penuh makna akan kita angkat untuk di ambil pelajaran yaitu kisah hidup salah seorang imam besar yakni Abu Hanifah.Seperti biasanya Abu Hanifah berangkat ke pasar.Menggerakkan bisnisnya.Berdagang kain dan pakaian.Itu sudah ia jalani dalam berbilang tahun.Abu Hanifah menjadi seorang pengusaha sukses dalam usianya yang masih muda.Hari itu dalam perjalanannya,Asy-Sya’bi salah satu ulama besar di masa itu memanggilnya.”Siapa yang hendak engkau tuju? itu,tetapi siapa dari para ulama yang biasa engkau pergi berguru padanya?”.”Tidak,aku tidak pergi ke para ulama,aku pergi berdagang ke pasar,”jawab Abu Hanifah lagi.”Jangan seperti itu.Engkau harus mendalami ilmu dan berguru kepada para ulama.Sungguh aku melihat di dalam dirimu ada jiwa yang hidup dan bergerak.”

Mendengar nasehat itu,Abu Hanifah sangat tersentuh hatinya.Maka sejak itu,ia pun mulai mendalami ilmu dan berguru kepada para ulama di masa itu.Abi Hanifah memutuskan untuk belajar dan menimba ilmu kepada Hamad bin Sulaiman.Ia berguru kepadanya dan terus bermulazamah selama delapan belas tahun penuh.Belajar ilmu yang luas,utamanya ilmu fiqih.Gurunya,mendapati Abu Hanifah benar-benar seorang murid yang cerdas,memiliki pemahaman yang kuat,mempunyai hafalan yang melekat serta unggul jauh di banding teman-teman yang lainnya.Maka Hamad,sang guru berkata,”Tidak boleh adaa yang duduk di barisan paling depan kecuali Abu Hanifah.”Pada sepuluh tahu pertamanya,Abu Hanifah sempat ingin berhenti meninggalkan gurunya,ia ingin membuat majelis sendiri.

Suatu malam aku pergi ke masjid guruku.Aku memutuskan untuk meninggalkan majelis guruku.Tapi begitu memasuki masjid,hatiku enggan untuk meninggalkannya.Aku pun duduk bersamanya.Pada malam itu ada berita duka dari kerabat guruku,bahwa ada keluarganya di Basrah yang meninggal dan memiliki harta warisan tetapi tidak ada keluarga yang mengurusinya.Maka guruku memerintahkan aku untuk duduk menggantikannya dalam majelisnya.”

Maka pada malam itiu Abu Hanifah duduk sebagai guru,di majelis gurunya,menggantikan Hamad.Sebuah posisi yang semula ia inginkan dengan cara membuat majelis sendiri dan menjadi guru sendiri secara terpisah.Maka Abu Hanifah pun menjawab berbagai pertanyaan,memberi fatwa.Usianya kala itu tiga puluh tahun.Selama ditinggal gurunya,Abu Hanifah mengakui ada banyak masalah baru yang sebelumnya tidak pernah ia dengar.Ia selalu menulis permasalahan itu sekaligus menulis pula jawabannya sesuai yang ia yakini.Gurunya harus pergi ke Basrah selama dua bulan.Setelah kembali,Abu Hanifah menyodorkan catatannya tentang masalah-masalah baru dan jawabannya.Jumlahnya mencapai enam puluh masalah.Gurunya sependapat dengan empat puluh dan berbeda jawaban dengan Abu Hanifah untuk dua puluh sisanya.

Maka,sejak itu Abu Hanifah tidak pernah lagi meninggalkan majelis gurunya hinggah gurunya wafat delapan puluh tahun kemudian.Setelah delapan belasa berguru dan menemani gurunya,Abu Hanifah sangat merasakan hari-hari yang indah dalam umurnya.Setelah gurunya wafat,Abu Hanifah sangat merasa kehilangan.Karenanya ia selalu mengingatnya,mencintainya.Tidaklah ia berdo’a ntuk kedua orang tuanya memohon ampunan,kecuali ia pasti juga mendo’akan hal yang sama untuk gurunya,Hamad.Tidaklah ia menyebut kebaikan kedua orang tuanya,kecuali ia juga akan menyebut kebaikan gurunya,Hamad.Itu adalah saat-sat indah dan sangat berkesan dari keseluruhan hidup Abu Hanifah.Tak berlebihan bila menurut Al-Khatib Al-Baghdadi dalam Tarikh Baghdad,Abu Hanifah digambarkan sebagai seorang lelaki yang faqih,sangat menguasai fiqih,terkenal kehati-hatiannya.Hartanya sangat melimpah,banyak memberi kepada siapa yang dating.Sabar dalam mengajarkan ilmu siang dan malam.Perilakunya menawan,banyak diam dan sedikit bicara.Sangat pandai dalam menunjukkan mana yang benar dan menjauh dari harta penguasa.Apa yang kita kenang dari Abu Hanifah adalah akumulasi dari keseluruhan hidupnya yang telah ia bangun dengan sangat sungguh-sungguh.Akumulasi dari saat-saat indah dari umur dan hidupnya.

Saat indah dalam umur kita adalah saat kita berada di puncsk performa pada satuan-satuan kehidupan kita beragam dan berbeda-beda.Tidak keseluruhan umur hidup kita selalu berada dalam puncak performanya.Itu tidak mungkin.Dari keseluruhan perjalanan yang telah kita lalui,puncak performa akan seperti prasasti-prasasti.Memberi kita tanda-tanda keberhasilan,tanda kesuksesan,tanda prestasi.Dan jumlahnya pasti tidak sebanyak jumlah hari-hari dalam umur kita.Sebab kita pernah gagal,sebab kita pernah jatuh,sebab ada dalam bagian dari hidup kita yang kita jalani secara datar saja.Siapapun kita.Bila pun jumlah prasasti kita banyak,tiap hari yang baru selalu membawa tantangan baru,ancaman baru dan kesulitan baru.Sesuatu yang tidak selalu bias kita hadapi dengan kepandaian masa lalu.Meskipun,kepandaian masa lalu itu dahulu merupakan sesuatu yang luar biasa.

Saat-saat indah dalam umur kita adalah suasana dimana kita merasa sangat baik dan berada dalam puncak kebaikan kita.Di mana energi positif di dalam diri kita,seperti perasaan positif,kesadaran positif memuncak menjadi energi utama bagi sebuah karya yang luar biasa.

Memperbanyak saat-saat yang indah dalam umur kita,akan mengantarkan kita menjalani hidup dalam proses dan grafiknya yang perlahan terus meningkat ke atas.Seperti yang dialami dan dirasakan oleh Abu Hanifah.Mula-mula ia hanya seorang pengusaha.Lalu ia menekuni ilmu,berguru dan kemudian menguasai fiqih.Sesudah itu kebesarannya terwariskan melalui murid-muridnya.Bahkan sejarah kemudian mencatat Abu Hanifah sebagai contoh paduan yang sempurna sebagai seorang pengusaha sekaligus seorang ulama.Para ahli sejarah juga mengatakan,Abu Hanifah merupakan orang pertama yang memeberikan beasiswa pendidikan,jauh sebelum Negara Barat melakukannya.Puncak performa adalah prasasti yang berguna untuk menyemangati keseluruhan perjalanan hidup kita.Ia juga berguna sebagai pengungkit dan factor pengali bagi total jumlah capaian kita dalam hidup.Dalam soal upaya mengajak ke jalan kebaikan,puncak performanya diistilahkan Al-Qur’an dengan yang paling baik perkataannya.



33. Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang menyerah diri?"

Dalam soal karya,kerja dan kehidupan secara keseluruhan di dunia ini,puncak performa diistilahkan Al-Qur’an dengan yang paling baik amalannya.Sebagaimana yang telah Allah jelaskan di dalam Al-Qur’an yang berbunyi:



7. Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya[711], dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini[712] tidak lain hanyalah sihir yang nyata".

[711] Maksudnya: Allah menjadikan langit dan bumi untuk tempat berdiam makhluk-Nya serta tempat berusaha dan beramal, agar nyata di antara mereka siapa yang taat dan patuh kepada Allah.

[712] Maksud mereka mengatakan bahwa kebangkitan nanti sama dengan sihir ialah kebangkitan itu tidak ada sebagaimana sihir itu adalah khayalan belaka. menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan kata ini ialah Al Quran ada pula yang menafsirkan dengan hari berbangkit.

Bahkan dalam soal membalas kebajikan dan kehormatan orang lain.Setiap kita punya profesi dan pekerjaan yang berbeda.Setiap kita mempunyai jalan hidup dan pilihan yang kita tekuni secara indah dalam umur kita.Sat di mana kita semua menjalankan kehidupan ini dengan lebih baik dan lebih bermanfaat.Dari keseluruhan perjalanan bisnis kita,misalnya kita bias mengkreasi saat-saat terindah ketika kita bias memperoleh keuntungan besar,lalu keuntungan besar itu sebagian kita infakkan.Dari keseluruhan perjalanan pengetahuan kita,misalnya kita bias mengkreasi saat-saat indah ketika kita berhasil dengan sangat memuaskan membuat penemuan ilmiah yang mengubah kehidupan orang banyak kea rah yang lebih baik setidaknya dengan ilmu kita,kita bias menjadi orang yang bermanfaat bagi diri kita sendiri dan juga bagi orang lain.Dari keseluruhan pekerjaan kita sebagai penguasa,misalnya kita mengkreasi saat-saat indah di saat kita bias membuat kebijakan yang sangat berguna bagi kehidupan rakyat,tidak terbatas rakyat yang dilihat dari kuantitatifnya yang besar,namun dapat kita mulai dari lingkungan kecil entah itu sebagai ketua local,ketua BEM maupun presma dalam ruang lingkup pendidikan ataukah kita sebagai seorang kepala sekolah betapa indahnya jika kebijakan itu dapat bermanfaat bagi banyak orang.Dalam ruang lingkup keluarga ketika kita dikaruniai Allah seorang anak kita berhasil mengantarkan anak-anak kita menjalani hidup dengan terhormat,tidak menipu dan setidaknya bias mengenyam pendidikan.

Begitu seterusnya kita dapat merenccanakan dan tentunya menciptakan keindahan dalam hidup meskipun hidup dalam keadaan yang tidak kita inginkan,itulah tugas kita sebagai manusia kita diciptkan untuk menyembah dan menyerahkan diri kita semta-mata hanya kepada Allah Swt.Tidak ada suatu keindahan di dalam suatu keadaan yang mewah jika di dalamnya tiada ayah dan ibu serta nak-anak yang rukuk dan sujud kepada Robbnya.Alangkah indahnya jika kita dapat menciptakan keindahan dalam hidup kita yang hanya sebentar ini.

Wawlahu a’lam bishowab.