Minggu, 17 April 2011

Aku Ingin Mencintai-Mu

Album : Muhasabah cinta
Munsyid : Edcouctic
http://liriknasyid.com

Tuhan betapa aku malu atas semua yang Kau beri padahal diriku terlalu sering membuatMU kecewa
entah mungkin karna ku terlena sementara Engkau beri aku kesempatan berulang kali agar aku kembali
dalam fitrahku sebagai manusia untuk menghambakanMU
betapa tak ada apa-apanya aku dihadapanMU
reff:aku ingin mencintaiMU
setulusnya,sebenar-benar aku cinta
dalam do'a dalam ucapan dalam setiap langkahku
aku ingin mendekatiMU selamanya
sehina apapun diriku
kuberharap untuk bertemu denganMU ya Rabbi

Kamis, 14 April 2011

METODE CERAMAH

Konsep Metode Ceramah
Metode ceramah adalah, penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru kelas. Metode ceramah atau lecturing adalah suatu cara penyajian atau penyampaian informasi melalui penerangan serta penuturan secara lisan oleh guru terhadap siswanya. Dalam penjelasan juga guru dapat menggunakan alat Bantu seperti benda, gambar, sket, peta dan sebagainya.
Istilah lecturing berasal dari bahasa Yunani legire yang berarti to teach yang artinya mengajar. Dari kata legire ditimbulkan kata lecture yang artinya memberi kuliah dengan kata atau ucapan. Dari kata lecture, maka timbullah kata lecturing yaitu cara penyaian materi-materi pelajaran secara lisan. Ceramah juga berasal dari istilah bahasa Inggris telling yang berasal dari kata to tell yang artinya menyatakan sesuatu kepada orang lain dan akhirnya berarti menyajikan keterangan-keterangan dan uraian-uraian kepada orang lain sehingga ia mengerti apa yang disampaikan itu.
Guru memberikan uraian mengenai topik pembahasan biasanya secara monolog atau satu arah. Jadi, metode ceramah merupakan cara penyampaian materi secara lisan sehingga pendengar dapat mengerti apa yang disampaikan guru kepada siswa.


Prosedur Metode Ceramah
Metode ceramah yang merupakan cara guru menyampaiakan materi pelajaran secara lisan, pada pelaksanaannya metode ceramah juga dapat menggunakkan peta, sket, gambar, slide, dan media-media lainnya yang berkenaan dengan materi pelajaran. Seperti yang dikemukakan Melvin Silberman metode ceramah akan memiliki tempat pada pembelajaran aktif, apabila dalam pelaksanaannya dilakukan dengan membangun daya tarik siswa, memaksimalkan pemahaman siswa, melibatkan siswa dalam ceramah, dan memberi penguatan.
Metode ceramah terkesan sebagai metode yang hanya menyentuh ranah kognitif pada siswa, mengisi otak siswa dengan pengetahuan. Metode ceramah wajar dilaksanakan apabila:
a. Jumlah siswa terlampau banyak sehingga sulit untuk menyampaikan. Apabila jumlah siswa tidak terlalu banyak, maka akan lebih efektif metode lain yang digunakkan
b. Bahan yang disampaikan merupakan topik baru yang mengandung informasi, penjelasan atau uraian
c. Tidak ditemui bahan yang disampaikan itu dalam buku yang akan dipergunakan oleh murid sebagai buku pedoman. Apabila tedapat bahan yang akan disampaikan itu dalam buku siswa, sebaiknya siswa yang membaca untuk memperoleh keterangan atau uraian
d. Guru seorang pembicara yang mahir dan bersemangat, dapat menarik serta merangsang perhatian siswa. Apabila guru berbicara terlampau pelan akan menyebabkan siswa mengantuk, jika guru berbicara terlampau keras akan mengakibatkan siswa kurang memperhatikan
e. Guru menyimpulkan dari pokok-pokok yang penting dari ceramah.

Kelebihan Metode Ceramah
a. Suasana kelas berjalan dengan tenang karena siswa melakukan aktifitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi siswa sekaligus
b. Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama, dengan waktu yang singkat siswa dapat menerima pelajaran sekaligus
c. Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak
d. Pleksibel dalam penggunaan waktu dan bahan, jika bahan banyak sedangkan waktu terbatas dapat dibicarakan pokok-pokok permasalahannya saja, sedangkan bila materi sedikit sedangkan waktu masih panjang, dapat dijelaskan lebih mendetail.
Kekurangan Metode Ceramah
a. Mudah menjadi verbalisme (pengertian kata-kata)
b. Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar menerimanya
c. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan
d. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali
e. Menyebabkan siswa menjadi pasif.
Adapun saran memaksimalkan metode ceramah menurut Melvin Silberman adalah sebagai berikut :
1) Membangun minat siswa :
a. Awali dengan cerita atau gambar/ilustrasi menarik
b. Ajukan kasus atau masalah
c. Ajukan pertanyaaan.
2) Memaksimalkan pemahaman dan ingatan :
a. Berikan kata-kata kunci
b. Beri contoh dan analogi
c. Gunakkan multimedia visual/audio visual atau media lainnya.
3) Melibatkan siswa :
a. Beri kesempatan siswa menjawab pertanyaan dan memberi contoh
b. Selingi penyajian dengan aktivitas singkat(kondisional)
4) Memperkuat pembelajaran :
a. Terapkan materi pembelajaran pada masalah
b. Minta siswa mengkaji ulang materi yang disampaikan.
9. Implementasi Metode Ceramah
Implementasi metode ceramah dalam pembelajaran Pendidikan Agama merupakan jembatan penghubung informasi dari seorang guru kepada siswa secara lisan, yang merupakan hal yang dapat memotivasi siswa untuk menyerap informasi yang disampaikan guru baik itu melalui kata-kata guru maupun penyerapan melalui media yang disediakan guru tersebut.
Efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam ditentukan oleh ketepatan pendekatan dan metode yang digunakan. Pendekatan dan metode yang dikembangkan dalam Kurikulum 1994 meliputi pendekatan pengalaman, pembiasaan, emosional, rasional, dan fungsional. Pada kurikulum tersebut dirumuskan bahwa metode yang harus dikembangkan dalam pendekatan pengalaman adalah metode pemberian tugas dan Tanya jawab.
Pada pendekatan pembiasaan metode latihan, pelaksanaan tugas, demonsrasi, dan pengalaman langsung yang harus dikembangkan. Dalam pendekatan emosional metode ceramah, bercerita dan sosiodrama yang harus dikembangkan. Dengan pendekatan emosional dimaksudkan untuk membangkitkan emosional siswa untuk memahami, meyakini dan menghayati terhadap nilai-nilai Islami yang ditanamkan.
Dengan demikian pelaksanaan metode ceramah hendaknya menjadi metode yang dapat menjelaskan suatu materi yang bersifat rasional yang membutuhkan penjelasan secara lisan, sehingga siswa dapat menerima ajaran-ajaran tersebut sesuai logika.

Kamis, 20 Mei 2010

USHUL FIQH DAN PERBANDINGAN

Yang menjadi landasan atau dalil hukum dari usul fiqh itu berlandaskan dengan Al-Qur’an, hadits, ijma’ dan lain-lain dari cara memahami dan mempergunakkan dalil atau argumentasi dan jadi landasan di atas sering terjadi problem atau sering timbul perbedaan dalam memahami dan mempergunakkan dalil dikalangan golongan usul.
Yang menyebabkan terjadinya perbedaan dan timbulnya aliran mazhab diantaranya :
1. Berbeda dalam memahami lafaz nash (Al-Qur’an dan Sunnah) contoh : Tentang kata ada yang mengartikan haid dan ada yang mengartikan suci
2. Berbeda dalam menggunakkan dan memahami hadits
3. Berbeda dalam memahami dan menggunakkan kaidah lughoniyah nash. Nash itu terbagi dua zhanni dan qath’i yang artinya ada nash yang tidak tegas atau belum jelas dan ada nash yang jelas, pasti, tegas
4. Berbeda mentarjih dalil-dalil yang berlawanan
5. Berbeda dalam memahami dan menggunakkan qiyas
6. Berbeda tentang memahami i’lat hukum (alasan hukum)
7. Berbeda dalam nasikh dan mansukh.
Perbedaan dalam memahami hukum yang pada akhirnya terjadi lahirnya mazhab ushul, contoh : menetapkan suatu hukum dalam wudhu tentang membasuh kepala, diantaranya :
1. Membasuh seluruh kepala dari depan dan dari belakang (mazhab Maliki dan sebagian Hanafi)
2. Sebagian kepala saja (Mazhad Hanafi dan sebagian Syafi’i)
3. Minimal seperempat kepala (Mazhab Imam Ahmad dan sebagian Syafi’i)
4. Minimal tiga helai rambut (Mazhab Syafi’i).
Berbagai macam mazhab ushul fiqh :
1. Mazhab ushul fiqh Hanafi
Dinisbahkan kepada imam Abu Hanifah sebagai tokoh sentralnya, ia seorang ulama fiqh yang cukup besar dan sangat luas pengaruhnya dalam pemikiran hukum. Pemikiran imam Abu Hanifah berkembang dikawasan berbagai negeri seperti, Irak, Syam atau Syiria, dan yang terbesar di Mesir. Pemikiran imam Abu Hanifah dikembangkan oleh murid-muridnya yang cukup banyak, yang paling terkenal muridnya adalah imam Abu Yusuf dan Muhammad Ibnu Hasan Asy- Syaibani. Dasar-dasar istimbat yang berkembang dalam mazhab Hanafi yang dikembangkan dalam mazhabnya adalah sebagai berikut Al-Kitab, As-Sunnah, Qaul Sahabi, Al-Ijma’, Qiyas, Istihsan, AL-Urf.

2. Mazhab ushul fiqh Maliki
Mazhab yang dinisbahkan kapada tokoh sentralnya imam Malik yang nama lengkapnya Malik bin Annas bin Abi Amr lahir, di Madinah 93 H dan wafat 179 H. Dasar istimbatnya Al-Kitab, As-Sunnah, Ijma’, Qiyas, Amal ahli Madinah (praktek penduduk Madinah), Masalaha mursalah (asas ketetapan hukum berdasarkan kemaslahatan), Qaul Sahab, Istihsan, Sadduz Zari’yah dan Al-Urf.

3. Mazhab ushul fiqh Syafi’i
Mazhab yang menisbahkan pada Al-Kitab, As-Sunnag, Ijma’, Qiyas, Istishab yang berpegang pada ketentuan hukum yang ada sampai ada ketentuan hukum yang baru mengubah ketetapan hukum yang lama.

4. Mazhab ushul fiqh Hambali
Adalah mazhab yang dinisbahkan kepada Ahmad Ibnu Hambal yang lahir tahun 164 H dan wafat 241 H. Dasar-dasar istimbatnya Al-Kitab, Sunnah, Ijma’, Qiyas, Istishab, Maslahah Mursaha, Sadduz Zari’yah dan Al-Urf.
Dari keempat mazhab ada kedekatan, dari AL-Kitab, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas yang dipegang oleh keempat mazhab ini dalam menetapkan sumber-sumber hukum.

5. Mazhab ushul fiqh lainnya
• Mazhab Zahiri yang dinisbahkan kepada Daud bin Ali Abu Sulaiman Az-Zahiri yang terkenal dengan sebutan Daud Zahiri mazhab ini berpegang pada : Al-Kitab, Sunnah, Ijma’, Qiyas dan Qaul sahabi.
• Mazhab Syi’a bisa dikatakan imamnya yang memiliki 12 imam yang menjadi landasan syi’a imamnya AL-Kitab, Sunnah, Ijma’, AL-akal atau ra’yu.
• Mazhab Zahidiyah ninishatkan kepada salah seorang tokoh yaitu Zaid bin Ali Zainal Abidin yang wafat pada 122 H, prinsipnya :Al-Akal, Ijma’, AL-Kitab, Sunnah, Qiyas, Istihsan, Marsalah mursalah, Sadduz Zari’yah, Al-Istishab, Bara’hu afliyah (kosong atau bebas).

Kedudukan sumber atau dalil dalam istimbat hukum
1. Al-Kitab
Secara bahasa Al-Qur’an adalah masdar dari kata kerja secara istilah yang disebutkan oleh Shofi Hasan ialah Al-Qur’an merupakan wahyu yang diturunkan oleh lafaz bahasa Arab yang maknanya dari Allah disampaikan kepada nabi Muhammad yang merupakan dasar dan bagi syariat terdapat dalam Q.S Yusuf ayat 2.

2. Kehujahan Al-Qur’an
Al-Qur’an sebagai kalam Allah mengandung kebenaran yang tidak ada keraguan sedikitpun, yang merupakan hujjah bagi umat manusia. Hujjah adalah argumentasi, dalil, bukti, jawaban(kebenaran) yang terkandung dalam Al-Qur’an dari semua pertanyaan.

3. Al-Qur’an sebagai sumber hukum
Al-Qur’an merupakan pedoman dan sandaran utama untuk mengetahui dalil dan hukum syara’. Al-Qur’an merupakan aturan pokok sumber dari segala sumber.

4. Dilalah Al-Qur’an
Penunjukan hukum dilihat dari segi wujud atau datangnya Al-Qur’an itu adalah qoth’i dari segi penunjukkan hukum yang dapat dipahami terbagi dua
1) Jelas, tegas.
2) Sebaliknya tidak jelas atau samar-samar dan perlu penafsiran.

Jumat, 14 Mei 2010

DAFTAR PUSTAKA

Annur, Saipul. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan (Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif. Palembang: IAIN Raden Fatah Press.
Daratdjat, Zakiyah. 2008. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara.
De Porter, Bobby, dkk. 2008. Quantum Learning. Bandung : Kaifa.
De Porter, Bobby, dkk. 2004. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa.
Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Djamarah, Syaipul Bahri 2002. Psikologi belajar. Jakarta: Rineka cipta
Dryden, Gordin, dkk. 2000. Revolusi Cara Belajar. Bandung : Kaifa.
Fathurrohman, Pupuh, dkk. 2009. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Islam. Bandung : Refika Aditama.
Gunawan, Adi. 2007. Genius Learning Strategi. Jakarta : Pustaka Utama.
Hadi, Amirul, dkk. 1998. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia.
Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar dan Kesulitan-kesulitan belajar. Bandung : Tarsito.
Harto, Kasinyo, dkk. 2009. Metodologi Pembelajaran Berbasis Active Learning. Palembang : Grafika Telindo.
Hasibuan, dkk. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT.Rosda Karya.
Hawi, Akmal. 2006. Dasar-Dasar Pendidikan Islam. Palembang : IAIN Raden Fatah Press.
-------- . 2008. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Palembang: IAIN Raden Fatah Press.
-------- . 2006. Kompetensi GPAI. Palembang : IAIN Raden Fatah Press.
Ismail SM. 2008. Strategi Agama Islam Berbasis PAIKEM (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenagkan. Semarang : RaSAIL media Group.
Mulyasa, Enco. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya.
Ramaliyus, 2005. Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.
Silberman, Mel, dkk. 2002. Active Learning.Yogyakarta : Pustaka Insan Madani
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudijono, Anas. 2008. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grapindo Persada.
Sudjana, Nana. 2009. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Al gesindo.
Tirtaraharja, dkk. 1999. Pengantar Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta.

analisis data

Tehnik Analisis Data
Untuk menganalisis data dalam penelitian ini maka penulis menggunakan tekhnik analisis kualitatif dan statistik. Analisis kualitatif untuk menganalisis data penggunaan metode ceramah dengan cara mendeskripsikan secara analistis sedangkan gaya belajar siswa menggunakan rumus TSR dan hubungan digunakan rumus korelasi. Di analisis dengan rumus product moment, dengan alasan karena rumus ini menggunakkan 2 variabel penelitian, yaitu variabel X dan variabel Y. Namun, untuk menggunakan rumus tersebut di atas harus melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. Mencari Mean (M) dari masing-masing sampel dengan menggunakkan rumus :

b. Mencari Standar Deviasi (SD) dari masing-masing sampel dengan menggunakkan rumus :
Mencari
Mencari
c. Kemudian setelah didapat Mean dan SD, maka untuk mengetahui tinggi rendahnya penggunaan metode ceramah plus dan gaya belajar siswa, yang diperoleh dari penyebaran angket dan test digunakan rumus sebagai berikut:
Tinggi
Sedang
Rendah

d. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode ceramah plus dengan gaya belajar siswa, maka hasil dari penyebaran angket dan test. Dalam mengolah data dan menganalisis data yang ada, maka penulis menggunakan rumus product moment, sebagai berikut :

Keterangan :
rxy = Angka indeks korelasi “r” Product moment
N = Number of cases
∑XY = Jumlah perkalian antara skor X dan skor Y
∑X =Jumlah seluruh skor X
∑Y = Jumlah seluruh skor Y

Rabu, 28 April 2010

TEKNIK PENGUMPULAN DATA DI LAPANGAN

A. PENDAHULUAN
Kualitas data ditentukan oleh kualitas alat pengambil data atau alat pengukurnya. Alat pengambil datanya cukup reliable dan valid, datanya juga reliable dan valid. Namun, masih ada salah satu hal lagi yang perlu dipertimbangkan, yaiu kualifikasi si pengambil data.Sebelum alat ditetapkan untuk digunakan, telebih dahulu harus mempertimbangkan apakah alat itu sesuai dengan pengumpulan data yang diperlukan.
Tidak semua jenis alat penelitian semuanya dapat menggali seluruh data yang diperlukan. Oleh karena itu, perlu pertimbangan untuk memodifikasi alat tersebut, sehingga data yang diperlukan dapat terhimpun.
Di dalam penelitian kualitatif peneliti sekaligus berperan selakuinstrumen penelitian. Dalam penelitian peneliti benar-benar diharapkan mampu berinteraksi dengan objek. Penelitian kuantitatif lebih difokuskan untuk menguji teori-teori yang telah ada dengan menggunakan data statistik.

B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
1. Teknik Observasi
Observasi diartikan sebagai pengalaman da pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi yang mereka dapat pada saat melakukan pengamatan. Pada penelitian ini observasi yang dilakukan adalah dengan pengamatan langsung dan dokumentasi yang mengacu pada instrumen pengamatan. Observasi di wilayah ini dilakukan untuk memperoleh data yang tidak dapat diperoleh melalui kuesioner atau pun wawancara.
Proses menulis catatan yang peneliti lakukan mencakup langkah-langkah, yaitu:
1. Catatan awal yang dilakukan peneliti pada waktu melakukan pengamatan, wawancara informan yang berisi kata-kata kunci.
2. Perluasan catatan yang dilakukan oleh peneliti segera sesudah kembali dari pengamatan, wawancara informan dengan menyempurnakan kalimat dari kata-kata kunci dan menambah catatan reflektif.
3. Penambahan catatan yang dilakukan oleh peneliti karena memungkinkan dalam temuan-temuan berikut ada hal-hal yang mungkin memperjelas atau memberikan atau membetulkan catatan sbelumnya.
2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui keadaan seseorang dan mencari informasi mengenai suatu permasalahan. Tipe wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan wawancara bebas tetapi juga mengingat data apa saja yang akan dikumpulkan. Dalam melaksanakan wawancara, pewawancara membawa pedoman yang hanya merupakan garis besar dari hal-hal yang akan ditanyakan.
Langkah-langkah wawancara :
1. Menetapkan kepada siapa wawancara dilakukan
2. Menetapkan pokok masalah yang menjadi bahan pembicaraan.
3. Mengawali atau membuka alur wawancara.
4. Melangsungkan wawancara.
5. Menulis hasil wawancara.
6. Mengidenifikasi hasil wawancara.
Setelah melakukan wawancara, informasi yang diperoleh diolah dan dikonfirmasikan dengan pihak yang lebih mengetahui dan menguasai aspek-aspek yang diteliti. Hal ini dilakukan untuk memperoleh masukan mengenai keshahihan data tersebut.
3. Dokumen
Dokumentasi yang dijadikan sebagai sumber data dalam penelitian ini meliputi peraturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang dieluarkan pihak kanwil, kepala ekolah, data hasil prestasi yang telah dicapai siswa, serta data yang dianggap mendukung penelitian. Menurut Saipul Annur yang di kutip dari Lincoln dan Guba dalam Faisal (1990) menyatakan bahwa sumber informasi berupa dokumen dan rekaman sesungguhnya cukup bermanfaat dan sumber-sumber tersebut memiliki keuntungan, yakni:
1. Telah tersedia dan mudah memperolehnya.
2. Bersifat stabil dan akurat sebagai cerminan keadaan yang sebenarnya
3. Dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami perubahan
4. Angket
Menurut Saipul Annur yang mengutip dari Nasution (2002) menyatakan bahwa angket adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang diketahui. Angket digunakan untuk mendapat keterangan dari sampel atau sumber yag beraneka ragam, digunakan untuk mendapat keterangan tentang sekolah (jumlah guru, pegawai, ruang kelas, julah murid dan sebagainya) dn tentang sikap mengenai masalah sosial, ekonomi, politik, moral dan sebagainya.
Jenis-jenis angket
a. Angket Tertutup
Angket ini tertutup terdiri atas pertanyaan atau pernyatan dengan sejumlah jawaban tetentu sebagai pilihan. Responden mengecek jawaban yang paling sesuai dengan pendiriannya. Misalnya : Setujukah anda penggunaan kekerasan dalam pengajaran ? (ya atau tidak).
Kelemahan angket tertutup :
1. Responden tidak berkesempatan memberi jawaban yang tidak tercantum dalam angket itu, sehingga ia terpaksa mengecek atau memilih jawaban yang tidak sepenuhnya sesuai dengan pendapatnya.
2. Ada kemungkinan responden asal-asal saja dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Kecerobohan dalam menjawab antara lain disebabkan keengganan untuk mengeluarkan waktu yang banyak untuk.
Keuntungan angket tertutup :
1. Hasilnya mudah diolah, di beri kode dan diskor, bahkan dapat diolah dengan komputer.
2. Responden tidak perlu menulis dan mengekpresikan buah pikirannya dalam bentuk tulisan.
3. Mengisi angket relatif tidak banyak memerlukan waktu dibandingkan dengan angket terbuka.
b. Angket Terbuka
Angket terbuka memberikan ksempaan penuh kepada responden untuk menjawabnya. Misalnya : Hukuman apa yang paling sering anda berian ? .............
Kelemahan angket terbuka :
1. Kesulitan dalam mengelolanya karena jawaban sukar diberi ode atau diklasifikasikan
2. Memerlukan waktu yang banyak untuk mengisinya.
3. Nilai jawaban mungkin berbeda karena perbedaan dalam kemampuan yang dimiliki.
Kelebihan angket terbuka
1. Berguna dalam mengenal sampel
2. Item yang terbuka memberikan kesempatan untuk memberikan jawaban secara bebas dengan kemungkinan terungkapnya hal-hal yang sebelumnya belum diketahui peneliti.
Petunjuk dalam penyusunan penelitian
Memiliki gambaran yang jelas tentang masalah, tujuan serta sasarannya dan sifat data yang diperlukan. Jika tujuannya deskriptif, peneliti harus mempunyai gambaran yang tajam dan komprehensif. Jika bertujuan menjelaskan atau menguji teori, maka pertanyaan harus relevan dengan tujuan penelitian. Menyediakan sitsem pengolahan.
5. Teknik pengukuran
Alat pengumpulan data yang bersifat kuantitatif adalah teknik pengukuran. Alatnya adalah tes, yakni seperangkat ragsangan yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.
Jenis-jenis tes :
1. Tes lisan
2. Tes tertulis, terdiri atas dua yaitu esai (uraian) dan objektif (pilihan berganda)
Dilihat dari tingkatan tes diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Tes baku, tes yang dipublikasikan dan telah dipersiapkan oleh para ahli secara cermat sehingga norma-norma perbandingan validitas, reabilitas dan petunjuk pemberin skor telah diuji dan dipersiapkan.
2. Tes buatan, harus memperhatikan :
a. Harus valid (benar)
b. Harus reabilitas, mampu memberikan hasil yang elatif tetap apabila dilakukan secara berulang pada kelompo individu sama.
c. Harus objektif, dalam memberikan nilai kuantitatif terhadap jawaban, unsur subjektifitas penilaian tidak mempebgaruhi.
d. Harus efisien, mudah cara membuatnya da mudah pula penilaiannya
C. PENGGUNAAN PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF.
Teknik pengumpulan data kualitatif
Penelitian ini umumnya lebih melihat proses dari pada obyek penelitiannya. Data dalam penelitian ini adalah data verbal, data verbal ersebut perlu diolah agar perlu menjadi ringkas dan sitematis. Tenik pengumpulan data kualitatif lebih menekankan pada data observasi, wawancara dan dokumentasi. Menurut Saipul Annur, mengemukakan langkah penelitian meliputi:
1. Menentukan situasi sosial.
2. Menetapkan fokus penelitian .
3. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan.
4. Melakuan observasi berulang-ulang.
5. Melakukan wawancara dengan pihak-pihak terkait.
6. Triangulasi hasil dengan pihak-pihak terkait.
7. Melakukan analisis data.
8. Menulis laporan hasil penelitian.
Contoh :
Metode yang digunakkan adalah metode kualitatif deskriptif, yang ingin mengungkapakan strategi managemen yang dilakukan kepala sekolah dalam mengelola sumber daya manusia dan non-manusia pada SD Az-Zahrah sehingga dapat menjadi SD favorit dan diminati oleh masyarakat. Menurut Sudjana (1989) ada beberapa alasan pentingnya penelitan kualitatif dalam pendidikan yaitu:
1. Pendidikan sebagai proses sosialisasi pada hakikatnya adalah interaksi manusia dengan lingkungan yang embentunya melalui proses belajar.
2. Pendidikan senantiasa melibatkan komponen manusia yakni tenaga kependidikan dan siswa dengan komponen kurikulum, sistem pendidikan, lingkungan pendidikan, ruang dan waktu serta sarana dan prasarana pendidikan.
3. Pendidikan sebagai suatu kepada sistem tidak hanya berorientasi kepada hasil tetapi juga berorientasi kepada proses agar memperoleh hasil yang optimal.
Penelitian ini menekankan pada strategi managemen SD Az-Zahrah, sehingga ocok menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen (1982:28) ” Qualitative research are concerned with process rather than simply with outcomes or products”. Maksudnya penelitian kualitatif lebih memperhatikan proses ketimbang hasil atau mutu semata. Penelitian deskripsi dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai sesuatu fenomena atau kenyataan social, dan penelitian deskriptif tidak menggunakan dan melakukan pengujian hipotesis.
Teknik pengumpulan data kuantitatif
Teknik pengumpulan data kuantitatif berdasarkan data statisik dengan cara menguji teori yang telah ada. Sedangkan teknik pengumpulan datanya disamping observasi, wawancara, dokumentasi ditambah dengan angket dan teknik pengukuran yang menggunakan tes.
Contoh :
Penelitian ini mulai dengan melukiskan keadaan sekarang, yang dianggap sebagai akibat dari faktor-faktor yang terjadi sebelumnya , kemudian mencoba menyelidiki ke belakang guna menetapkan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab yang sudh beroperasi di masa lalu data yang diambil:
1. Pemanfaatan sumber belajar perpustakaan oleh siswa. Datanya berupa:
a. Jumlah pemanfaatan sumber belajar perpustakaan siswa
b. Frekuensi penggunaan sumber belajar perpustakaan.
c. Waktu atau lama penggunaan
2. Minat baca. Dataya meliputi :
a. Perlu memilih egiatan
b. Ungkapan tentang hal-hal yang diminati
c. Respon individu terhadap hal yang mendorong minat.
d. Sasaran yang akan dicapai minat.
e. Teknik dalam penyampaian hal-hal yang diminati.
Data ini juga menggunakan kuesioner atau angket yang diberikan kepada siswa.

3. Prestasi belajar Datanya adalah data dokumentasi berupa nilai raport. Nilai rapot distandarisasikan, sebab hasil belajar diukur dengan alat ukur yang berbeda dengan menggunakan rumus T score = 50 +10 score.

Senin, 19 April 2010

INDAH

Allah ........
Saat terindah dalam gelapku
Saat nyaman dalam hatiku
Saat sepi dari semua rutinitasku
Sujudku adalah bukti penghambaanku padaMU
Semua hilang bak quantum cahaya
Sirna sekejap semuanya

Indah .......
Saat yang tak dimiliki oleh hatiku
Semua menjauh dari duniaku
Sekejap dalam cinta
Sejuta asa dalam keteduhan
Semangat mencintaiMU
Secerca cahaya pengabdian
Sinar yang tiada pernah pudar